“Usia memang akan berkurang, tapi kenangan akan selalu bertambah.”

Yap, beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 1 Februari merupakan hari ulang tahunku. Ada hal yang berbeda dalam ulang tahunku kemarin. Selain ulang tahun kali merupakan tanggal cantik (01-02-2012), kue yang menyambutku ketika bangun tidur, ucapan selamat ulang tahun dari keluarga dan para sahabat tahun ini sepertinya juga menjadi “reminder” buatku. Reminder that I’m getting old, tahun ini merupakan usia perakku. Jujur, usia ini bikin gugup. I’m not a little girl, anymore. But, i’m not really sure that I can act like an adult (woman). Usia 25 tahun merupakan usia dewasa (bagi sebagian orang, hehehe).

Segala perilaku harus menunjukkan sisi dewasa yang kita miliki. Tapi menjadi dewasa bukanlah hal yang mudah. Jika hanya mengubah penampilan untuk menjadi dewasa tidaklah terlalu sulit. Kita cukup meniru cara berpakaian, ataupun mengikuti tren yang sedang marak atau disukai orang banyak. Namun bersikap dan bertingkah layaknya wanita dewasa tidak mudah untuk dilakukan. Sikap dewasa (sesuai umur) dapat dikatakan sesuatu yang relatif. Tidak semua orang memiliki karakter dewasa. Karena untuk menjadi dewasa banyak hal yang harus kita penuhi. Diantara yang menjadi tolak ukur, seperti pola pikir, cara berbicara, berinteraksi, konsistensi maupun hal lainnya yang identik dengan kata “dewasa”. Jujur saja, saya masih belajar untuk menjadi dewasa hingga saat ini.

Bukan karena tidak mau menjadi dewasa, hanya saja saya memerlukan waktu yang lebih banyak dari orang lain. Meskipun demikian saya pun tidak ingin terlalu memaksakan diri untuk bersikap dewasa. Saya meyakini kedewasaan itu akan datang dengan sendirinya. Segala hal/peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, tentunya akan memberikan kebijaksanaan atau hikmah terhadap diri. Seperti yang dikatakan oleh Naguib Mahfouz dalam Mirrors : “Kebijakan hidup adalah hadiah paling bernilai dari hari-hari kita.” Tidak perlu bersikap brutal terhadap diri sendiri. Selama kita masih merasa nyaman dengan diri sendiri dan tidak ada yang dirugikan dengan sikap maupun perilaku kita tadi, tak usah terlalu cemas. Suatu hari kita pasti akan sampai pada titik yang mengantarkan kita pada “dunia dewasa” itu. Maka, yang terpenting adalah bagaimana kita mempersiapkan diri untuk bersikap berani dalam menghadapi “dunia luar”. Serta menghargai dan memberi arti setiap hal yang datang dan pergi dalam hidup ini, termasuk usia. (Padang, 9/2/2012)